Smiling Mario Draghi |
Dikutip dari bloomberg, lebih
dari 60 % para ahli ekonomi yang telah melakukan survey yang diadakan oleh Bloomberg
memperkirakan bahwa European Central Bank (ECB) akan kembali mengadakan
stimulus. Hail survey ini telah mengalami kenaikan sebesar 40 % jika
dibandingkan dengan hasil survey pada bulan Desember 2015.
Langkah kebijakan moneter ini
diambil untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah kekacauan ekonomi global
yang terjadi seperti pada saat ini. Selain itu, langkah kebijakan ini muncul
setelah kembali melihat kemerosotan harga minyak dunia yang menekan angka pertumbuhan
inflasi kawasan ekonomi Eropa.
57 Persen Memperkirakan Kenaikan Nilai Pembelian Obligasi
Sebesar 57 persen memperkirakan
bahwa Draghi akan menaikan nilai pembelian obligasi pemerintah dari nilai yang
ada pada saat ini sebesar 60 miliar Euro atau sebesar 66 miliar Dollar Amerika.
Namun, disisi lain ada sebanyak 53 persen memperkirakan bahwa European Central
Bank (ECB) akan kembali melakukan pemangkasan suku bunga deposito.
Tidak Tercapainya Kenaikan Inflasi 2 %
Sejak European Central Bank (ECB)
memulai quantitative easing (QE) 10 bulan yang lalu, kenaikan harga telah
tertahan Bank Sentral hanya berhasil mencapai inflasi di bawah 2 %, sementara
itu jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai inflasi tersebut telah mengalami
peningkatan sebanyak dua kali.
Intervensi ECB
Pimpinan analis Eropa asal Nordea
Markets yang berlokasi di Copenhagen, Holger Sandte mengatakan “Jika harga
minyak dunia tetap pada level pelemahannya seperti yang terjadi pada saat ini,
kemungkinan European Central Bank (ECB) tidak akan hanya duduk, menunggu, dan
berharap kepada yang terbaik saja.”
0 comments :
Post a Comment